Cari Blog Ini

Sabtu, 23 November 2013

Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kurang dipraktekkan secara universal. Hasil penelitian global dan di Indonesia menunjukkan publik meyakini bahwa kuman ada di tangan.
 Namun sebagian besar publik belum menjadikan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai kebiasaan sehari-hari terutama di saat-saat penting yaitu sebelum makan, sebelum menangani bayi, dan setelah dari toilet. Menurut Kemitraan Pemerintah Swasta untuk CTPS, persentase CTPS pada saat penting hanya berkisar 0% hingga 34%.
 "Padahal CTPS adalah salah satu upaya mencegah diare dan penelitian Curtis and Cairncross menunjukkan CTPS dapat mencegah kejadian diare hingga 47 persen," ungkap Yunita Wahyuningrum, Peneliti Komunikasi Kesehatan dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Center for Communication Program (CCP) Jakarta dalam Lifebuoy Journalist Class dalam rangka perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) 2011.
 Hasil temuan Studi Formatif Perilaku Higienitas yang digelar Water and Sanitation Program menunjukkan, perilaku CTPS belum menjadi praktik yang umum ataupun norma sosial.
 Beberapa faktor penghambat meliputi keyakinan bahwa sabun hanya diperlukan apabila tangan terlihat kotor dan mencuci tangan tanpa sabun tidak akan menyebabkan risiko berat. "Juga kurangnya kesadaran dalam aspek manfaat kesehatan," kata Yunita.
 Penelitian yang dilakukan secara kualitatif tersebut menunjukkan perilaku CTPS umumnya dilakukan ketika tangan terlihat kotor dan bau, serta dilakukan setelah makan dan beraktivitas. "Waktu penting CTPS yaitu sebelum menyiapkan makanan, setelah dari toilet, sebelum menyusui, setelah menceboki balita jarang disebutkan," papar Yunita.
 Hasil studi tersebut juga didukung oleh hasil studi formatif kerja sama Lifebuoy dengan USAID dan MCHIP pada tahun 2011 ini pada perilaku CTPS ibu-ibu di Serang, Banten. Hasilnya menunjukkan persentase kebiasaan CTPS yang sangat rendah di saat-saat penting, saat menyiapkan makanan hanya 5 persen, saat menyajikan makanan 0 persen, saat sebelum makan hanya 10 persen, dan sebelum menyusui hanya satu persen.


Sabtu, 04 Mei 2013

5 Bahan Alami yang Bisa Mencerahkan Kulit


Wanita yang tinggal di iklim tropis sering ingin kulitnya tampil lebih putih atau cerah. Polusi, paparan sinar matari, dan berbagai faktor lainnya memang bisa membuat warna kulit menjadi lebih gelap. Untuk membuatnya cerah kembali, beberapa bahan alami ini bisa dijadikan pilihan. Apa saja?

Kentang
Kentang bukan bahan alami yang asing untuk kulit. Parutlah kentang, lalu remas atau haluskan. Setelah itu, oleskan pada wajah hingga kering. Setelah kering, ulangi lagi prosesnya hingga mencapai tiga lapisan. Diamkan sampai 15 menit lalu bilas dengan air dingin. Cara kedua: Kupas kentang lalu iris tipis-tipis, lalu tempelkan ke wajah dan diamkan selama 15 menit. Setelah itu cuci bersih wajah. Kentang mengandung enzim catecholase yang bisa membantu mencerahkan kulit.

Pepaya
Enzim papain yang terkandung dalam pepaya sangat bermanfaat untuk kulit. Enzim ini bisa membantu mempercepat proses pergantian sel dan kulit. Selain bisa mencerahkan wajah, enzim ini juga dipercaya dapat menyamarkan noda hitam. Campurkan pepaya yang sudah dihaluskan dengan madu. Gunakan kain bersih dan rendam dalam air hangat. Peras kain bersih lalu sebarkan campuran pepaya di atas kain. Letakkan kain di atas wajah yang sudah dicuci bersih. Diamkan selama 20 menit lalu cuci dengan air hangat. Terakhir, bilas dengan air dingin untuk menutup pori-pori. Gunakan seminggu sekali untuk mendapatkan kulit yang cerah.

Ketimun
Sayuran hijau ini kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral. Selain untuk mencerahkan kulit wajah, ketimun juga bisa digunakan untuk mencerahkan kulit ketiak yang menghitam. Tempelkan jus parutan ketimun pada wajah dan leher. Untuk efek lebih segar, simpan ketimun dalam kulkas satu malam sebelumnya. Kantung mata yang menghitam juga bisa dengan mudah diatasi dengan irisan ketimun yang dingin dan segar. Iris menyilang ketimun lalu tutupi mata Anda dengan potongan ketimun. Diamkan selama 15-20 menit sambil bersantai.

Beras
Beras sejak lama dikenal sebagai rahasia kecantikan wanita Asia. Dikombinasikan dengan susu, beras bisa menjadi ramuan pencerah wajah yang alami. Tumbuk beras hingga berbentuk bubuk lalu campurkan dengan susu atau air bersih secukupnya hingga kental. Tempelkan ke wajah seperti menggunakan masker. Diamkan 15-20 menit lalu cuci dengan air dingin. Beras memiliki kandungan PABA (para aminobenzoic acid) yang tinggi. PABA bisa berfungsi sebagai tabir surya yang baik. Selain itu, beras juga mengandung asam ferulis yang berfungsi sebagai antioksidan dan allantonin yang bisa mempercepat proses perbaikan kulit.

Tomat
Kandungan lycopene dalam tomat berfungsi sebagai pencerah kulit alami. Mengonsumsi tomat juga bisa mengurangsi sensitivitas kulit terhadap sinar UV yang bisa merusak kulit. Kandungan lycopene dalam buah tomat bisa membuat kulit cerah, terlindung dari radikal bebas, dan meningkatkan produksi tabir surya alami pada kulit. Untuk mencerahkan kulit ketiak yang menghitam, potong tomat menjadi dua lalu tempelkan dengan gerakan melingkar pada ketiak. Lakukan ini selama 15 menit lalu cuci bersih. Ritual ini bisa dilakukan setiap hari.

Sedangkan untuk wajah, parut tomat hingga bisa digunakan sebagai masker. Biarkan mengering lalu tempelkan ulang hingga membentuk tiga lapisan. Diamkan selama 20 menit lalu cuci dengan air dingin. Lakukan perawatan ini secara teratur untuk hasil yang maksimal.